ALAM
PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu
Pengaetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di
sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri..
Rasa
ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa
rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu,
tanah, api, angina, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu
tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi
sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana
dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang
pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan
itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap.
Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau
akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk
kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang
zaman.
Bagaimana
dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah (eksplorasi) dari
satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau binatang
yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak
dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu.
Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama
yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang.
Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah pengetahuan
dari burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan bagaimana caranya membuat
sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam
sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun
pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana
dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan
monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam
sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang
oleh Isaac Asimov (1972) disebut sebagai Idle Curiousity atau Instinct Instink
itu berpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian
hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana
dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan
dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu kemampuan
berpikir dengan kata lain curiousity-nya tidak idle tidak tetap seperti itu
sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan
kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu
tentang apa-nya, mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu. Manusia
mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan
pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian
itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi
pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu
yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir
tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk
membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas
tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana
atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan
sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa.
Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang
membuat sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa
ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan
perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja
meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti
bercocok tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk
berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang
menyangkut keindahan.
Dengan
selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa
manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal
serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk
lainnya.
Manusia
sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa
yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk menjelaskan gejala-gejala alam
serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia dapat
mengumpulakan pengetahuan.
Pengetahuan
yang terkumpul semain banyak disebabkan rasa ingin tahu manusia yang terus
berkembang juga daya pikirnya. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan
seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pembendharaan pengetahuan pada manusia
itu sendiri . hal ini tidak hnya meliputi tentang kebutuhan praktis hidupnya
sehari-hari tetepi juga berkembang sampai pada hall-hal menyangkut keindahan
dan seni.
Berlangsungnya
perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah dengan adanya tukarmenukar
informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki masing-masing
. Perkembangan pengetahuan pada manusia ini juga didukung oleh adanya sifat
manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas, dan sifat yang
ingin lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti dan memperoleh pengetahuan
yang lebih banyak.
Sejalan
dengan perkembangan pengetahuan tersebut rasa keindahan manusia juga ikut
berkembang. Maka dalam kehidupannya pengetahuan yang telah dimiliki tersebut
bukan hanya diterapkan dan digunakan untuk kebutuhan hidupnya tetapi juga
menyangkut hal-hal yang bertalian dengan keindahan
Dengan
selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan tampak lebih nyata bahwa manusia
berbeda dari pada hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta
mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk
selainnnya.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
pemaparan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana hakekat manusia dan sifat keingintahuannya?
2.
Bagaimana perkembangan fisik, sifat pikiran manusia ?
3.
Bagaimana sejarah pengetahuan manusia ?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penlisan Makalah ini adalah bagaimana pembaca baik mahasiswa dan
umum dapat mengetahui bagaimana dinamika Alam Pikiran Manusia Dan
Perkembangannya.
1.4
Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini yaitu mahasiswa atau umum dapat memahami:
A.
Hakekat manusia dan sifat keingintahuannya
B.
Perkembangan fisik, sifat pikiran manusia
C.
Sejarah pengetahuan manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
HAKEKAT MANUSIA DAN SIFAT KEINGINTAHUANNYA
Pada
hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berfikir (Homo sapiens). Hal ini
disebabkan sifat ingin tahu manusia yang besar, selalu bertanya tentang siapa,
apa, bagaimana, kapan, dimana mengapa dsb. Tuhan memberi manusia kemampuan
berbicara (Homo languens) hingga mampu menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya
kepada manusia lain. Manusia juga mampu membuat alat (Homo faber) yang dapat
membantunya mencari nafkah, seperti kemampuan manusia membuat jaring ikan,
panah untuk berburu, pisau, api untuk memasak dsb. Manusia memiliki rasa
keindahan akan sesuatu(Homo aesteticus) sehingga munculah para perancang
bangunan, model pakaian, adat istiadat suatu daerah dsb. Manusia juga mampu
melakukan jual beli (Homo economicus) seperti yang terjadi di pasar manusia
melakukan jual beli terhadap hasil kerjanya. Manusia diberi kelebihan dalam
segala hal dibanding makhluk lain.
Manusia
adalah makhluk religius, yang percaya akan adanya Tuhan yang maha adil. Manusia
merupakan mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa
manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti :
Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal
ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam
unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses
selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir
sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari
sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya
berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab
teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah
menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam
hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang
diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun
manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya,
tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat
besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan
pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini
untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {Allah telah menundukkan
bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.}(Q. S.
Al-Jatsiyah: 13). {Allah telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang
terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan
siang.}(Q. S. Ibrahim: 33). {Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar
dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat
lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa
nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah
tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan
keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan
akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia
dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat
membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala
yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada
pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.
Dengan
demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa
yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia
berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak,
menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang
lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan
cinta, rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan
aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa
suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang
melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan dorongan dalam diri
manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi kebutuhannya
sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya. Oleh
karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai dengan
kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya
saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata
cara untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk
memuaskan kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya
berdasarkan naluri yang telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia
melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah karuniakan
kepadanya.
Dewasa
ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.
Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan
ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara
spermatozoa dengan ovum.
1.
Siapakah Manusia
Kehadiran
manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal
usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang
spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.
Evolusi
menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan
tingkat evolusinya, yaitu :
a)
Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika
Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.
b)
Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891
yang disebut pithecanthropus erectus.
c)
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang
sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan.
Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan
kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis).
d)
Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir,
menggunakan otak dan nalarnya.
2.
Beberapa Definisi Manusia :
a)
Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan
supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
b)
Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai
kausalitas sebagai sumber utama yg bebas kepadanya dunia alam world of nature,
sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan
campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua
determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas
seperti Tuhan
c)
Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol;
Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami
aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan,
dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap
tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg
ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian
ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke
masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara
objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya
sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
d)
Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna
makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu
mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
e)
Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan
dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal
ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu quasi-miracolous yg
memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya,
memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan
menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
f)
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak
pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg
seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.
Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh
realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung,
menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah
dan ruhaniah.
g)
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai
nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala,
perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif
manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia
dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan
atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
h)
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat
istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen,
memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya
hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan
tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu
pada sistem nilai.
3.
Persamaan dan Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain.
Manusia
pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat
dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan
dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan,
kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan mahluk lain.
Manusia
sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi merupakan mahluk yang
memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan
binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan
yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam
kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang
memlikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
instinctif.
Dibanding
dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan.kelebihan itu membedakan
manusiadengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk
bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di
udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun
ada binatang yang bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai
keterbatasan dan tidak bisa meampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau
makhluk lain dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 70.
Diantara
karakteristik manusia adalah :
a)
Aspek Kreasi
b)
Aspek Ilmu
c)
Aspek Kehendak
d)
Pengarahan Akhlak
Selain
itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan faktual dan
kesederhanaan langsung, yang kelihatannya tidak berbeda dengan argumen-argumen
yang dibuat oleh Ibnu Sina (wafat 1037) untuk tujuan yang sama, melalui
pembuktian dengan kenyataan faktual. Al Ghazaly memperlihatkan bahwa; diantara
makhluk-makhluk hidup terdapat perbedaan-perbedaan yang menunjukkan tingkat
kemampuan masing-masing. Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah
sifat geraknya. Benda mati mempunyai gerak monoton dan didasari oleh prinsip
alam. Sedangkan tumbuhan makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya, selain
mempunyai gerak yang monoton, juga mempunyai kemampuan bergerak secara
bervariasi. Prinsip tersebut disebut jiwa vegetatif.
Jenis
hewan mempunyai prinsip yang lebih tinggi dari pada tumbuh-tumbuhan, yang
menyebabkan hewan, selain kemampuan bisa bergerak bervariasi juga mempunyai
rasa. Prinsip ini disebut jiwa sensitif. Dalam kenyataan manusia juga mempunyai
kelebihan dari hewan. Manusia selain mempunyai kelebihan dari hewan
Manusia
juga mempunyai semua yang dimiliki jenis-jenis makhluk tersebut, disamping
mampu berpikir dan serta mempunyai pilihan untuk berbuat dan untuk tidak
berbuat. Ini berarti manusia mempunyai prinsip yang memungkinkan berpikir dan memilih.
Prinsip ini disebut an nafs al insaniyyat. Prinsip inilah yang betul-betul
membeda manusia dari segala makhluk lainnya.
2.2
PERKEMBANGAN FISIK, SIFAT PIKIRAN MANUSIA
Tubuh
manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap
menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma
yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom
yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima
minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya
akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada
minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya
berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari
janin.
Pada
usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala
di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin
berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan
fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya
dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan
fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan
pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan
semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang
terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai
usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara
dan berjalan. Pada usia 2 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja
merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena
selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara
emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat
mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung
jawab.
Tuhan
menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang
lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk
pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan
(biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang
tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.
Dari
sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan
keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.
Rasa
ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan
untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman.
Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa
begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk
dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang
lebih baru.
Ada
dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran
manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran
manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Manusia
yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam mencoba menjawab dengan
menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak
terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab
sendiri. Misalnya kenapa ada pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah
selendang bidadari atau kenapa gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa
marah. Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang
berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan
kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos
dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin
tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka
lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
Puncak
pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yati kira-kira 700-600 SM. Orang
Babilonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruangan setengah bola
dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang-bintang sebagai
atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai
bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali
matahari beredar ketempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran
tentang orang Babilonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan
atau mitos pengetahuan semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu)
Tokoh-tokoh
Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu
adalah :
1.
Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya
beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
2.
Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah
air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila
merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
3.
Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang
menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
4.
Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah,
api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2,
sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan
seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
5.
Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai
pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai
sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
6.
Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan
tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua
tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
7.
Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang sebelumnya,
ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu
duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang
beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah
idea serangga.
8.
Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran orang
sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya
sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung
kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau api. Terjadi transmutasi
disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas dan kering. Dalam kondisi lembab
hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah.
Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak
terisi suatu benda maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga
mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
9.
Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya
(geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
10.
Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu
ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli
dan komtemporer. Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani banyak
yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab
berkembang menjadi kebudayaan Internasional.
PERIODE
filsafat Yunani merupakan periode penting sejarah peradaban manusia karena pada
waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-mite menjadi yang
lebih rasional. Pola pikir mite-mite adalah pola pikir masyarakat yang sangat
mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan
pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang
sedang menggoyangkan kepalanya. Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena
alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam
yang terjadi secara kausalitas. Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya
sederhana, tetapi implikasinya tidak sederhana karena selama ini alam ditakuti
dan dijauhi kemudian didekati bahkan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam
menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam
dijadikan objek penelitian dan pengkajian.
Dari
proses ini kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat, yang akhirnya kita
nikmati dalam bentuk teknologi. Karena itu, periode perkembangan filsafat
Yunani merupakan poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia.Zaman Yunani
Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang
memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada
masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani pada
masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Zaman Kuno meliputi zaman
filsafat pra-Socrates di Yunani. Prothagoras menyatakan bahwa manusia adalah
ukuran untuk segala-galanya. Hal ini ditentang oleh Socrates (469-399 SM)
dengan mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai
nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang. Hasil pemikiran
Socrates dapat diketemukan pada muridnya Plato.
Dalam
filsafatnya Plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang
hanya terbuka bagi pancaindra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.
Dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide, sehingga
adanya dualisme manusia yaitu dunia fisik dan dan dunia ide.Satu wilayah dari
manusia adalah dunia indera, yang mengenai kita hanya dapat mempunyai
pengetahuan yang tepat dan tidak tepat atau tidak sempurna dengan menggunakan
lima indera. Dunia indera akan selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang
diserap indera. Wilayah yang lain adalah dunia ide yang mengenainya kita
mempunyai ilmu pengetahuan yang bersifat abadi dan kekal.Pendapat tersebut
dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah
manusia-manusia yang konkret. Ide manusia tidak terdapat dalam kenyataan.
Aristoteles
adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan
besar sekali. Sumbangan yang sampai sekarang masih digunakan dalam ilmu
pengetahuan adalah mengenai abstraksi, yakni aktivitas rasional di mana
seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut Aristoteles ada tiga macam abstraksi,
yakni abstraksi fisis, abstraksi matematis, dan metafisis.Abstraksi yang ingin
menangkap pengertian dengan membuang unsur-unsur individual untuk mencapai
kualitas adalah abstraksi fisis. Sedangkan abstraksi di mana subjek menangkap
unsur kuantitatif dengan menyingkirkan unsur kualitatif disebut abstraksi
matematis. Abstraksi di mana seseorang menangkap unsur-unsur yang hakiki dengan
mengesampingkan unsur-unsur lain disebut abstraksi metafisis.Teori Aristoteles
yang cukup terkenal adalah tentang materi dan bentuk. Keduanya ini merupakan
prinsip–prinsip metafisis, Materi adalah prinsip yaug tidak ditentukan,
sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan. Teori ini terkenal dengan
sebutan Hylemorfisyme.
Hippocrates
(460-370 SM) adalah Bapak Ilmu Kedokteran, karena itu tidak mengherankan kalau
dia membahas manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh oleh
kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini
tersusun dari empat unsur dasar yaitu: tanah, air, udara, dan api. Dengan
sifat-sifat yang didukungnya yaitu: kering, basah, dingin, dan panas, maka
Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat
tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan
yang ada dalam tubuh orang itu, yaitu sifat kering terdapat dalam chole (empedu
kuning), sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam), sifat dingin
terdapat dalam phlegma (lendir), sifat panas terdapat dalam sanguis
(darah).Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu.
Apabila cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh dalam proporsi selaras
(normal) orangnya normal (sehat), apabila keselarasan proporsi tersebut
terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit).
Galenus
menyempurnakan ajaran Hipocrates tersebut, dan membeda-bedakan kepribadian
manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Galenus
sependapat dengan Hipocrates, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam
cairan yaitu : (1) chole; (2) melanchole, (3) plegma, (4) sanguis, dan bahwa
cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh manusia secara teori dalam proporsi
tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam tubuh itu melebihi proporsi yang
seharusnya (jadi dominant) maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan
yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat
dari dominant-nya salah satu cairan badaniah itu oleh Gelenus disebutnya
temperament. Jadi, dengan dasar fikiran yang telah dikemukakan itu sampailah
Galenus kepada penggolongan manusia menjadi empat tipe temperament, beralas
pada dominasi salah satu cairan badaniahnya.Pengaruh ajaran Hipocrates yang
kemudian di sempurnakan oleh Galenus, itu tahan uji sampai berapa abad,
pendapatnya lama sekali diikuti oleh para ahli, hanya dengan variasi yang
berbeda-beda. Bahkan sampai dewasa ini pun pengaruh itu masih sangat terasa.
Lama-kelamaan latar belakang kefilsafatannya, yaitu adanya kesatuan dalam
seluruh kosmos, ditinggalkan, dan sebagai akibatnya terdapat adanya dua garis
perkembangan, yaitu: (a) yang menekankan pentingnya kejasmanian, yaitu
teori-teori konstitusional, dan (b) yang menekankan pentingnya segi kejiwaan,
yaitu teori-teori temperament.Pada zaman Alexander Agung (359-323 SM) sebagai
kaisar Romawi dari Macedonia bidang filsafat tetap berkembang, namun pada saat
itu tidak ada filsuf yang sungguh-sungguh besar kecuali Plotinus. Pada masa ini
muncul beberapa aliran:Sinisme, Menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh
kuasa-kuasa yang disebut Logos. Oleh karena itu, segala kejadian berlangsung
menurut ketetapan yang tidak dapat dihindari.
Aliran
Sinisme merupakan pengembangan dari aliran Stoik. Stoik menyatakan penyangkalannya
adanya Ruh dan Materi aliran ini disebut juga dengan Monoisme dan menolak
pandangan Aristoteles dengan Dualismenya. Epikurime, segala-galanya terdiri
atas atom-atom yang senantiasa bergerak. Manusia akan bahagia jika mau mengakui
susunan dunia ini dan tidak boleh takut pada dewa-dewa. Setiap tindakan harus
dipikirkan akan akibatnya. Aliran ini merupakan pengembangan dari teori atom
Democritus sebagai obat mujarab untuk menghilangkan rasa takut pada takhayul.
Neo Platonisme, paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya
adalah Plotinus. Seluruh filsafatnya berkisar pada Allah sebagai yang satu.
Segala sesuatu berasal dari yang satu dan ingin kembali kepadanya.
2.3
SEJARAH PENGETAHUAN MANUSIA
Manusia
selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan
wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang
artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin
tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam
pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
A.
Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap
teologi (tahap metafisika), tahap filsafat dan tahap positif (tahap ilmu).
Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan
tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri
ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara
garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita
rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan
panca indera manusia serta keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun
hanya sementara.
Puncak
hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop
(ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta
yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya
sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
Tonggak
sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-546)
seorang astronom, pakar di bidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa
bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya memantulkan sinar matahari, dan
lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti
Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu
akan tetapi tidak berkembang atau disebut idle curiousity atau instinct. Segala
aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan
hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang
biak.
Manusia
mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka
dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan
pengetahuan-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas
dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang apa, bagaimana dan mengapa
demikian.
Berlandaskan
pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia
kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
3.2
Saran
Hendaknya
sebagai manusia kita selalu mengasah kemampuan berpikir kita, mengoptimalkan
kemampuan otak dan mencari ilmu pengetahuan dengan dengan cara yang di redhai
Allah sebagai wujud rasa syukur kita kepada sang Khalik.